PANDEGLANG, BANTEN, - Proyek pekerjaan pemeliharaan ruas jalan Propinsi Banten kerap menimbulkan permasalahan di lapangan. Terutama pada sektor pengawasan dan spesifikasi kontruksi. Bahkan proyek tersebut terkadang memakan korban kecelakaan.
Semisal yang ramai dalam pemberitaan di beberapa media online, dimana proyek pemeliharaan ruas jalan Mandalawangi Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, belum lama dikerjakan namun dalam satu hari sudah memakan 2 orang pengendara motor korban kecelakaan lalu lintas, akibat matrial batu berserakan menutupi jalan, dan diduga tak ada rambu proyek saat pekerjaan berlangsung.
Menanggapi hal itu aktivis Peleton Pemuda Pandeglang, Aris Doris angkat bicara. Menurut dia, persoalan yang paling mendasar dalam proyek pemeliharaan jalan propinsi diduga kurangnya pengawasan, baik konsultan perencana maupun konsultan pengawas.
Akibatnya kualitas dan mutu pekerjaan terkesan diabaikan atau bisa dibilang pekerjaan tersebut asal jadi dan selesai saja. Padahal jelas sekali jika mutu dan kualitas tidak maksimal tentunya berdampak terhadap masyarakat dalam pemanfaaatan program. Selain itu akibat mutu dan kualitas buruk tentunya negara sudah dirugikan.
Baca juga:
Polri Siap Tindak Dugaan Permainan Karantina
|
Lebih lanjut kata Doris, pihaknya juga menyesalkan tim teknis proyek kerap mengindahkan keselamatan, kesehatan kerja (K3) kontruksi kepada pekerja. Yang paling fatal dalam proyek pemeliharaan tersebut kurangnya transparansi publik, sehingga masyarakat tidak tahu berapa anggaran yang terserap setiap titik lokasi proyek pekerjaan jalan yang dilaksanakan pihak DPUPR Propinsi Banten.
"Menyoal permasalahan itu, kami berharap pihak DPUPR Propinsi Banten segera mengevaluasinya agar percepatan pembangunan khususnya infrastruktur jalan dapat berjalan sesuai harapan baik harapan pemerintah maupun masyarakat, " pungkas Doris ***